Sabtu, 02 Agustus 2008
Bis Seperti Apa Yang Kamu Tunggu?
Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."
Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."
Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.
Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.
Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.
Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.
Moral dari cerita ini :
sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.
Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.
Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.
Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat...
tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri'! dan keluar dengan sopan.
Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.
Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.
Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?
Rabu, 23 Juli 2008
Madrasah Cinta
Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali
Tak jarang, ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil
Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan
Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara
Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana
Jumat, 13 Juni 2008
Untuk Calon Suamiku
Sebelum kita mulai
Janganlah engkau membayangkan adek adalah istri yang sempurna. Yang sesuai dengan harapanmu. Masih sangat banyak kekurangan adek yang belum engkau ketahui. Mungkin seiring dengan berjalannya waktu, seiring berjalannya kebersamaan kita engkau akan mengerti kebiasaan-kebiasaan adek yang tidak berkenan di hatimu, begitu juga mungkin sebaliknya.
Adek akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Adek ingin yang pertama dan terakhir bagimu. Untuk itu adek mohon engkau selalu bersabar membimbing adek, membenarkan apabila adek salah. Mengingatkan apabila adek lupa. Meluruskan apabila adek melenceng. Tegurlah adek apabila adek tidak sesuai dengan yang engkau harapkan.
Adek tiada akan pernah merasa kebebasan adek terhalang jika kelak engkau melarang adek untuk bebas keluar rumah tanpa seizinmu. Adek merasa aturanmu itu adalah karena engkau sangat merindukan dan mengkhawatirkan adek, sehingga engkau akan merasa gelisah jika adek tidak berada dirumah.
Adek tiada akan pernah merasa kebebasan adek terinjak-injak jika kelak engkau membatasi pergaulan adek. Adek merasa perlakuanmu itu adalah karena engkau terlalu mengasihi adek, sehingga engkau tidak ingin melihatk adek terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang akan mengantarkan adek memasuki pintu neraka.
Calon Suamiku . . .
Adek akan sangat berterima kasih jika kelak engkau membatasi kebebasan adek bukan karena ego-mu, tetapi karena engkau sangat memahami kewajiban dan tanggung jawab yang telah Alloh berikan kepadamu sebagai seorang suami.
Adek heran dengan para istri yg menyerukan kebebasan, sungguh sangat bodoh jika seorang istri merasa bahagia saat sang suami membebaskan cara berpakaian istrinya, tahukah sang istri bahwa perlakuannya itu pertanda sang suami tidak memiliki rasa cemburu kepadanya sekalipun banyak mata lelaki buaya yg menikmati kemolekan tubuh istrinya?
Dan adek heran dengan para suami yg memperbolehkan istrinya untuk keluar rumah dengan bebas, lalu saat sang suami pulang kerja didapatinya rumah berantakan dan tidak ada makan malam untuknya karena sang istri terlalu sibuk bekerja atau bergosip dengan tetangganya. Duhai calon suamiku, saat adek telah menjadi istrimu gunakanlah hakmu sebagai seorang suami untuk membimbing adek, agar adek tidak akan pernah terperosok ke dalam faham kebebasan yg penuh dengan tipu daya.
Namun saat melihat kenyataannya bahwa begitu banyak rumah tangga yg awalnya saling mencintai, harmonis, dan bahagia tapi tak lama berselang rumah tangga tersebut hancur tak bersisa dan tidak sedikit pula suami-istri yang saling menyakiti baik fisik maupun mental. Adek tak bermaksud untuk meragukanmu wahai calon suamiku, adek yakin suami yg bertakwa kepada Alloh pasti akan memperlakukan istrinya dengan baik.
Tapi sebelum adek memasuki kehidupan baru denganmu yang lebih jauh, izinkanlah adek mengajukan beberapa permohonan padamu agar engkau dapat memahami isi hati adek sebagai seorang wanita dan seorang istri?
Duhai calon suamiku, adek bukanlah robot yg tidak akan pernah merasakan letih, kelak bantulah adek dalam mengatur rumah tangga kita, jangan kau limpahkan semua urusan rumah tangga hanya pada adek, tanpa mau memperdulikan dan mengerti keletihan adek.
Duhai calon suamiku, adek bukanlah mahkluk bisu tempat engkau memuaskan nafsumu, kelak janganlah engkau mencumbui adek dengan cara yang kasar dan dingin, cumbuilah adek dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Duhai calon suamiku, Adek bukanlah patung tak berperasaan, kelak setialah pada adek, sayangilah adek, dan hormatilah adek layaknya ratu dalam hatimu.
Duhai calon suamiku, Sungguh yang adek harapkan hanyalah kebahagiaan dalam rumah tangga kita, yang adek inginkan adalah ridha dari dirimu, yang adek dambakan hanyalah genggaman tanganmu yang akan membawa adek ke surga dunia dan akhirat. Untuk itu ajaklah adek untuk menyelami kehidupan yang paling berbahagia, mari kita saling mengerti, memahami, dan mengasihi selayaknya dua insan yang raga dan jiwanya telah saling menyatu. Oh sungguh bahagianya adek jika memiliki suami yang akan mengajari adek dengan cinta dan membimbing adek dengan kasih sayang. SUBHANALLOH.
Duhai calon suamiku. sebelumnya adek ingin berterima kasih padamu karena kelak engkaulah yang akan membawa adek memasuki surga yang tiada akan pernah terbayangkan indahnya, engkaulah yang akan menuntun adek mencapai Ridha Illahi, engkaulah yang akan menjaga adek dalam mengarungi lautan hidup, engkaulah yang akan menjadi sandaran saat raga adek terasa letih dan bersedih, engkaulah yang akan membantu adek untuk menjadi seorang ibu yang paling berbahagia, engkaulah yang akan menemani adek disaat usia adek telah senja, dan engkaulah yang akan menjadi tempat untuk adek mencurahkan seluruh perasaan hati adek.
Sungguh adek akan menjadi istri yg paling berbahagia jika memiliki suami yg menyayangi dan mencintai adek karena Allah. Dan semoga itu adalah dirimu.
Calon Suamiku, Adek sangat sadar Menikah bukan untuk sehari, sebulan atau setahun tetapi seumur hidup kita. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada satu detik kedepan. Tapi adek selalu berharap dan berdo’a mudah-mudahan kita dijadikan suami istri yang saling mencintai, mengasihi, menyayangi didunia dan diakhirat. Amin. Semoga Allah menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohman, penuh kasih sayang dan ketentraman. Mengaruniai kita anak-anak yang sholeh dan sholehah yang akan memakmurkan bumi dengan kalimah-Nya. Menjadi mujahid dan mujahidah tangguh. Amin Ya Rob’al Alamin.
Mudah-mudahan tidak ada yang akan memisahkan kita selain ajal menjemput dan adek berharap sangat berharap kita akan bersatu lagi diakhirat kelak. Dalam cinta kasih yang sejati, yang abadi dan yang hakiki. Sebisa mungkin adek akan berusaha mentaatimu, selama engkau mentaati Allah, Rosul dan Ulil Amri kita.
Calon Suamiku sekian surat cinta untukmu yang kutulis penuh dengan kasih dan harapan. Semoga Alloh selalu Meridhai dan Memberkahi rumah tangga kita nanti dengan kebahagiaan yg tiada akan pernah berakhir. Amin Ya Robb’al ’Alamin.
Wassalamu'alaikum WR WB
Senin, 02 Juni 2008
Mencintai Itu Keputusan
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya.
Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia.
Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah.
Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya.
Sebentar. kemudian ia pun berkata,
"Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu temui di sini". Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila.
Selanjutnya adalah bukti.
Sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi itu berat.
sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama.
sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.
Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat
Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari,
"aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal
"aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui
"aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu...."
integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu", kamu harus membuktikan ucapan itu.
Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap.Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.
Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya.
Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti.
Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi teruji.
Di situ juga integritas terbukti.
Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar.
Jumat, 30 Mei 2008
Untuk Suamiku..
Ya ALLAH,
Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.
Wajah ganteng dan daya tarik fisik tidaklah penting.
Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau
dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau (menauladani sifat-sifat Agung Mu).
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.
Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku
tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu & situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.
Aku tidak meminta seorang yang sempurna,
Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Dan aku juga meminta:
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat,pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU,
sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU,
bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya
dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat,
sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari,
dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.
aku berharap kami berdua dapat mengatakaan
“Betapa besarnya ALLAH itu karena Dia telah memberikan kepadaku
seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu
pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.
Just For All
Pernikahan atau Perkawinan, membuka tabir rahasia……
Proses pencapaiannya memakan satu perjalanan panjang..
Kadang, untuk menuju ke sana,
Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang Ia melukai hati, hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, “apa maksud Allah ?”
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna,
Allah punya alasan tersendiri yang memang sukar dimengerti…
Yang pasti..
jika kita kehilangan cinta, kita harus tetap percaya
bahwasanya, ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik..
Menunggu….! itu satu pilihan..!
Toh, walaupun suami yang kau tunggu tentunya tidaklah semulia Muhammad…
Tidaklah setakwa Ibrahim….
Pun tidaklah setabah Ayub…
Atau segagah Musa…
Apalagi setampan Yusuf..
Tapi….
setidak-tidaknya, suamimu adalah pria akhir zaman..
Yang bercita-cita membangun keturunan yang sholeh…
Mengapa menunggu..?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa…
Karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembarangan….
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan, kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian itu….
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu…
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu…
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu….
Tentunya…
tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, orang yang kita inginkan, orang yang dicintai dan mencintai, ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada……
karena…hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah..
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko….
Bunga mawar tak mekar dalam semalam, namun bisa layu dalam sedetik…
Kota Palestina tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap..
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat….!
Pernikahan atau Perkawinan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan…
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama…
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya….
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya…
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya..
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya…
Akan halnya…
Haruskah terus menunggu..?
Jawabannya ada pada diri kita…
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia dan misterius…
Menguji kadar iman dan takwa….
belajar meniti sabar dan Ridha….
Seribu kali gagal, seribu satu kali mengulangi….
Toh, tak perlu mendambakan yang benar-benar bersahaja….
Karena memiliki suami yang tak cela,
justru kamu kan tersentak dari alpa…
Kamu bukanlah Khadijah….
yang begitu sempurna dalam menjaga…
Pun bukanlah Hajar…
yang begitu setia dalam sengsara….
Kamu hanyalah seorang wanita biasa,
yang terus berusaha menjadi Sholehah….
Pada akhirnya…
Cinta yang agung, terus bertambah selama kehidupan….
Banyak hal yang indah, memang memerlukan waktu yang tak singkat….
dan penantian yang tak pasti….
Walaupun menunggu membutuhkan pengharapan…
Namun tetap menjanjikan satu hal yang tak dapat seorangpun bayangkan..
Mari kita kembalikan kepada-Nya…
Dia Yang Maha Pengatur, dengan segala keagungan-Nya menuntut kita untuk selalu bersabar dalam setiap penantian…..
Kamis, 15 Mei 2008
Menjaring Cinta Di Dunia Maya
"Etha"
"25 tahun, wanita, Jakarta"
Bisa dipastikan, kecenderungan setiap chatter (para pengguna fasilitas chat) adalah menyembunyikan identitas aslinya, hal itu terlihat dari nickname yang mereka gunakan sebagai identitas awal mereka. Namanya bisa terkesan sangat asing atau tidak sedikit yang kadang konyol bahkan mengada-ada. Co-keren, co-cute, barbiegirl, ce-manis, whitesoul dan lain-lain adalah sedikit contoh dari jutaan nickname yang biasa mangkal di berbagai chatroom.
Sebuah situs Islam lokal di Indonesia yang menyediakan fasilitas konsultasi dan tanya jawab seringkali mendapatkan email-email dengan pertanyaan yang hampir sama, seperti, "bolehkah ta'aruf dengan lawan jenis melalui internet/chatting?" atau bahkan "apa hukumnya mencari pasangan hidup dari hasil chatting?"