Jumat, 30 Mei 2008

Untuk Suamiku..

Ya ALLAH,
Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.
Wajah ganteng dan daya tarik fisik tidaklah penting.
Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau
dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau (menauladani sifat-sifat Agung Mu).
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku
tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu & situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna,
Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta:
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat,pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU,
sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU,
bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya
dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat,
sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari,
dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu,
aku berharap kami berdua dapat mengatakaan
“Betapa besarnya ALLAH itu karena Dia telah memberikan kepadaku
seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu
pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.

Just For All

Pernikahan atau Perkawinan, membuka tabir rahasia……
Proses pencapaiannya memakan satu perjalanan panjang..
Kadang, untuk menuju ke sana,
Allah Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang Ia melukai hati, hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, “apa maksud Allah ?”
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna,
Allah punya alasan tersendiri yang memang sukar dimengerti…

Yang pasti..
jika kita kehilangan cinta, kita harus tetap percaya
bahwasanya, ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik..
Menunggu….! itu satu pilihan..!
Toh, walaupun suami yang kau tunggu tentunya tidaklah semulia Muhammad…
Tidaklah setakwa Ibrahim….
Pun tidaklah setabah Ayub…
Atau segagah Musa…
Apalagi setampan Yusuf..
Tapi….
setidak-tidaknya, suamimu adalah pria akhir zaman..
Yang bercita-cita membangun keturunan yang sholeh…

Mengapa menunggu..?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa…
Karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembarangan….
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan, kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian itu….
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu…
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu…
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu….

Tentunya…
tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, orang yang kita inginkan, orang yang dicintai dan mencintai, ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada……
karena…hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah..
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko….
Bunga mawar tak mekar dalam semalam, namun bisa layu dalam sedetik…
Kota Palestina tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap..
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat….!

Pernikahan atau Perkawinan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan…
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama…
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya….
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya
Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya…
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya..
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya…

Akan halnya…
Haruskah terus menunggu..?
Jawabannya ada pada diri kita…
Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia dan misterius…
Menguji kadar iman dan takwa….
belajar meniti sabar dan Ridha….
Seribu kali gagal, seribu satu kali mengulangi….
Toh, tak perlu mendambakan yang benar-benar bersahaja….
Karena memiliki suami yang tak cela,
justru kamu kan tersentak dari alpa…
Kamu bukanlah Khadijah….
yang begitu sempurna dalam menjaga…
Pun bukanlah Hajar…
yang begitu setia dalam sengsara….
Kamu hanyalah seorang wanita biasa,
yang terus berusaha menjadi Sholehah….

Pada akhirnya…
Cinta yang agung, terus bertambah selama kehidupan….
Banyak hal yang indah, memang memerlukan waktu yang tak singkat….
dan penantian yang tak pasti….

Akan tetapi….
Walaupun menunggu membutuhkan pengharapan…
Namun tetap menjanjikan satu hal yang tak dapat seorangpun bayangkan..
Mari kita kembalikan kepada-Nya…
Dia Yang Maha Pengatur, dengan segala keagungan-Nya menuntut kita untuk selalu bersabar dalam setiap penantian…..

Kamis, 15 Mei 2008

Menjaring Cinta Di Dunia Maya


"Etha"

"25 tahun, wanita, Jakarta"

Barisan kata diatas adalah kata-kata yang biasa muncul di layar monitor komputer dalam sebuah dialog antar dua layar yang biasa disebut chatting. Sebuah fasilitas dialog dunia maya (internet) yang sedang digemari terutama oleh kalangan muda dan profesional. Penggunaannya kemudian tidak hanya sebagai sarana komunikasi seperti halnya telepon, surat ataupun email.

Internet dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan begitu memanjakan para penggunanya. Hanya dengan memainkan jari jemari sekedar menekan 'tuts' dan mengklik 'mouse' sepersekian detik saja anda sudah mampu menembus dunia tanpa batas ruang dan waktu. Dan salah satu yang sedang digemari dan tetap banyak penggunanya hingga saat ini adalah chatting.

Di kalangan muslim, fasilitas chatting awalnya digunakan untuk ajang silaturahim dan taushiah. Namun seiring perkembangan kebutuhan serta kesibukan para penggunanya, disamping juga sifat 'memanjakan' yang diberikannya, fasilitas tersebut tidak hanya menggantikan peran surat yang dianggap 'tradisional' disamping juga karena faktor kelambatan penyampaian informasinya, telepon yang biayanya relatif lebih mahal terlebih jika harus menggunakan sambungan interlokal, bahkan media-media silaturahim dengan acara 'tatap muka' pun bisa tergantikan dengan fasilitas satu ini, karena anda bisa mengirimkan gambar (pic = singkatan dari 'picture') ke layar teman bicara anda.

Awalnya, setiap pengguna (user) pemula adalah coba-coba atau sekedar iseng karena diberitahu teman sedkit tentang 'nikmat'nya ber-chat ria di depan layar komputer. Awalnya pula anda akan seperti orang 'bego' saat barisan kata-kata muncul di layar monitor anda dan kemudian anda tertarik untuk menjawab setiap pertanyaan yang muncul. Namun kemudian setelah sekian lama mencoba, anda mulai menikmati dan membenarkan cerita teman anda tentang nikmatnya chatting. Anda sudah mulai faham istilah-istilah seperti; asl, btw, thx, fyi, dan lain-lain dimana sebagian istilah tersebut juga berlaku dalam pengiriman surat elektronik (email) ataupun kode-kode seperti :), :(, :D, :p, :)), ;-| dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, secara tidak sadar anda mulai sering senyum-senyum bahkan tertawa sendirian seolah lawan bicara anda yang letaknya entah dimana itu sedang berada persis didepan anda.

Tebar Pesona di Dunia Maya

Bisa dipastikan, kecenderungan setiap chatter (para pengguna fasilitas chat) adalah menyembunyikan identitas aslinya, hal itu terlihat dari nickname yang mereka gunakan sebagai identitas awal mereka. Namanya bisa terkesan sangat asing atau tidak sedikit yang kadang konyol bahkan mengada-ada. Co-keren, co-cute, barbiegirl, ce-manis, whitesoul dan lain-lain adalah sedikit contoh dari jutaan nickname yang biasa mangkal di berbagai chatroom.

Sudah menjadi sifat manusia untuk tidak percaya dengan orang lain, terlebih yang baru dikenalnya. Itulah salah satu alasan kenapa para chatter cenderung menyembunyikan identitas aslinya. Tidak hanya pada nama, bahkan informasi yang berkenaan dengan usia, tempat tinggal (lokasi), pekerjaan dan tempat kerja, sampai --ini yang paling sering dirahasiakan-- marital status!

Sikap kehati-hatian yang menjadi alasan awal untuk menyembunyikan identitas itu kemudian berlanjut dalam obrolan berikutnya, selanjutnya dan seterusnya. Bisa dikatakan, karena awalnya sudah memalsukan identitas -kalau tidak terlalu kasar untuk disebut berbohong- maka jawaban-jawaban atau pernyataan seterusnya akan cenderung palsu juga. Uniknya, meski para chatter seolah sudah saling mengerti bahwa masing-masing lawan bicara cenderung 'omong palsu' karena mereka pun melakukan hal yang sama, para chatting mania itu ternyata sangat menikmati obrolan (palsu) tersebut.

Maka tidaklah mengherankan jika chatting kemudian berkembang menjadi suatu arena 'tebar pesona' diantara para penggunanya. Mulai dari atraksi intelektual, untaian kata indah menyentuh hati (biasanya dilakukan terhadap lawan jenis) hingga rayuan gombal pun tidak lepas menghiasi layar monitor anda. Meski demikian tidak semua chatroom berisi hal-hal penuh kepalsuan dan juga para chatter yang cenderung berbohong, karena tentu masih ada chatroom-chatroom yang lebih mengkedepankan aspek-aspek dialog bermanfaat dengan para chatter yang juga melakukan chatting dengan tujuan yang relatif lebih jelas, lebih bernas ketimbang sekedar tebar pesona atau curhat-curhatan. Untuk kelompok yang satu ini, bahkan mereka tidak segan-segan keluar dari chatroom jika pembicaraan sudah mengarah kepada hal yang sia-sia dan kurang bermanfaat.

'Pacaran' di Dunia Maya

Sebuah situs Islam lokal di Indonesia yang menyediakan fasilitas konsultasi dan tanya jawab seringkali mendapatkan email-email dengan pertanyaan yang hampir sama, seperti, "bolehkah ta'aruf dengan lawan jenis melalui internet/chatting?" atau bahkan "apa hukumnya mencari pasangan hidup dari hasil chatting?"

Bahkan ada netters yang terang-terangan mengakui bahwa dirinya lebih 'pede' (percaya diri) melakukan obrolan melalui chatting atau email daripada harus bertemu langsung. Di kalangan pemuda-remaja muslim, chatting dianggap sebagai wadah yang lebih 'safety' untuk melakukan silaturahim atau berdiskusi ketimbang harus bertatap muka dengan resiko berkhalwat. Maka dengan anggapan yang bisa dibilang terburu-buru itu, maraklah chatroom-chatroom itu dipenuhi oleh para muslim-muslimah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang notabenenya berlabel aktifis.

Pada satu sisi, kemajuan teknologi memang tidak dapat dibendung lajunya dan sebagai muslim yang juga ingin maju sudah tentu tidak ingin ketinggalan dalam mengikuti perkembangan dan trend teknologi terbaru jika tidak ingin disebut 'gaptek' atau gagap teknologi. Namun disisi lain tanpa disadari telah menggeser sedikit demi sedikit norma-norma pergaulan yang awalnya menjadi sesuatu yang tabu dilakukan antar lawan jenis. Misalnya, yang biasanya 'tidak berani' berbicara langsung dengan alasan menundukkan pandangan dan menghindari berkhalwat, kini bebas ber 'haha-hihi' di ajang chatting meski satu sama lain belum betul-betul saling mengenal.

Tidak sampai disitu, dari mulai mentertawakan bersama hal-hal yang lucu yang muncul dari barisan kata-kata di layar monitor sampai pengungkapan identitas diri yang sebenarnya, memberikan jawaban-jawaban atau solusi atas setiap permasalahan teman bicaranya, yang kesemuanya masuk dalam skenario tebar pesona para chatter, dimana hal itu tidak berani mereka lakukan di dunia nyata dengan alasan tidak 'pede' karena berbagai kekurangan fisik dan nonfisik yang dimilikinya, muncullah benih-benih harapan baru bahwa ingin menjadikannya lebih dari sekedar teman bicara atau berdiskusi. Ajaib memang, manusia-manusia yang selama ini mengalami gejala inferiority, internet mampu menyulapnya menjadi manusia superior yang penuh percaya diri, setidaknya selama ia masih berada di dunia maya.

Jadilah hari-hari selanjutnya penuh pesona bunga merona cinta. Ayunan jari jemari diatas tuts keyboard seakan menjadi saksi betapa mereka sedang dibuai asa merenda masa depan. Barisan kata-kata yang tertuang di layar monitor mulai terukir indah penuh makna, perhatian bahkan kasih sayang dan cinta. Setelah itu, timbullah keinginan untuk copy darat, istilah para chatter untuk melakukan pertemuan atau tatap muka secara langsung untuk mengakhiri rasa penasarannya selama ini akan wujud asli dari si pembuai maya.

Ups! Sampai disini hati-hati karena bisa jadi tanpa disadari anda sudah melakukan zina hati. Jika chatting yang anda lakukan sudah mengarah kepada hal-hal yang tidak ada bedanya dengan layaknya orang berpacaran, seperti mengumbar pesona untuk menarik hati, memberikan perhatian yang berlebihan yang belum sepantasnya anda lakukan, memberikan atau menaruh harapan yang berlebihan akan cinta dan cita masa depan.
Bukan berarti juga ada larangan melakukan chatting untuk tujuan ta'aruf pra nikah. Hanya saja masalahnya, hal itu tidak dikondisikan dan dikomunikasikan sedemikian baik dan terjaga dari permainan hati yang bisa jadi syaitan bermain di dalamnya (na'udzubillaahi min dzalik).

Jika kita bisa berbicara (soal hati dan kecenderungan terhadap lawan jenis) dengan kadar yang sewajarnya, dengan hati yang tetap terjaga dari kemungkinan munculnya hasrat yang cenderung kepada nafsu, dengan sikap dan kata-kata yang tidak akan merusak dan menghilangkan hakikat tujuan dari ta'aruf dan ukhuwah itu sendiri serta tidak malah terjebak pada permainan kata-kata perhatian (taushiah) berselubung cinta, tentu masih bisa dibenarkan. Namun masalahnya, seberapa dari kita yang benar-benar siap dan sanggup melakukan hal tersebut. Dan jika secara jujur dalam hati ini merasa berat, sebaiknya hindari dan lebih baik memilih lawan bicara yang sejenis untuk lebih menjaga hati tetap bersih. Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Bismillah Ya Allah Aku Akan Menikah

Demi menggapai cinta-Mu Ya Robb
Kusiapkan untuk menggenapkan setengah dien-Mu
Demi menggapai ridho-Mu Ya Robb
Kutinggalkan cintanya
Ku berharap Engkau senantiasa mengampuni hamba Ya Allah
Meridhoi dan membimbing langkah hamba
Amin

Cintaku . . .
Maafkan karena aku meninggalkanmu
Maafkan karena aku tak bisa menantimu
Bukan karena aku tidak mencintaimu
Bukan berarti aku tak menyayangimu

Sekali lagi bukan itu
Aku ingin lebih menggapai cinta-Nya
Aku ingin lebih memelihara kesucian dan kehormatanku
Aku tak ingin setiap hari berbuat dosa dengan memikirkanmu
Merindukanmu
Membayangkanmu
Padahal kau belum halal bagiku

Cintaku . . .
Kuharapkan doa'mu
Ikhlaskan aku
Untuk mengarungi bantera ini
Dengan selain dirimu

Ku do'akan kau juga akan segera menemukan penggantiku
Yang bisa menenteramkan jiwamu
Yang menjadi pelabuhan terakhirmu
Dan terima kasih untuk semua cinta, sayang dan semua yang telah kau berikan padaku

Mungkin hanya ini yang bisa ku tulis
Dengan keikhlasanmu Bismillah aku akan menikah.