Senin, 12 November 2007

Kehancuran Jiwa

Duhai jiwa yang lemah . . .
Mengapa kau biarkan nafsu
Menggerogoti tubuhmu
Mengoyak-ngoyak hatimu
Duhai jiwa yang malang . . .
Mengapa kau biarkan . . .
Bara dendam menebar
Memenuhi aliran darahmu
Memenuhi detak jantungmu
Kapan tersadar jiwa gersang
Kapan datang setetes kesadaran
Akankah kau menganggap
Setiap hari-hari adalah sama
Setiap hari-hari tiada yang istimewa
Masihkan kau ingin
Bersilat dengan lidahmu
Mengatakan sesuatu
Yang tak sesuai dengan hatimu
Mempermanis racun bak madu
Padahal kau tahu . . .
Saat itulah kehancuran jiwamu

Tidak ada komentar: